Analisis Pangan · Report/Review

Uji Pembakaran Untuk Penentuan Kandungan Plastik Pada Gorengan

Penentuan kandungan plastik pada gorengan salah satu uji sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan uji pembakaran (burn test). Uji pembakaran memiliki prinsip reaksi pembakaran, yaitu pembakaran menggunakan bantuan panas dan oksigen. Bahan bakar dipanaskan dan akan menciptakan reaksi kimia mandiri (self-sustaining chemical chain reaction) dari radikal. Jika energi yang dihasilkan lebih besar atau sama dengan energi yang dibutuhkan maka pembakaran akan terus berlanjut (Firesure, 2011). Bahan yang dapat dibakar digolongkan menjadi tiga berdasarkan wujudnya, yakni bahan padat, cair, dan gas. Bahan bakar padat jika mengalami proses pembakaran maka akan meninggalkan zat sisa berupa abu atau arang. Contoh dari bahan bakar padat adalah kayu, kertas, plastik, gula, lemak, dan sebagainya. Kemudian, untuk bahan bakar cair dan gas jika mengalami proses pembakaran maka tidak akan meninggalkan zat sisa berupa abu dan gas. Contoh dari bahan bakar cair yakni bensin, minyak tanah, cat, alkohol, dan sebagainya sedangkan contoh bahan bakar gas adalah asetilen, butan, propan, dan sebagainya. Umumnya, plastik yang dicampur dengan minyak goreng adalah plastik berjenis polyethene (PE) yang densitanya rendah. Plastik jenis PE densitas rendah memiliki sifat tidak tahan panas dimana titik lelehnya 105-115°C, dan dengan penampakan fisik transparant serta tergolong nonpolar yang memiliki berat molekul hidrokarbon yang tinggi (Batra, 2014). Sifatnya yang nonpolar menyebabkan plastik jenis PE ini mudah bercampur dengan minyak goreng. Kemudian, plastik jenis ini memiliki flash point >340°C (Rompetrol, 2007).

Pada uji pembakaran untuk menentukan kandungan plastik pada gorengan, hal yang dilakukan adalah membakar gorengan dengan api. Reaksi pembakaran yang terjadi adalah sebagai berikut:

CH4 + O2 + Panas → H2O + CO2 + Panas (api)

20160623_164255

Jika gorengan tidak mengandung bahan plastik maka api yang dihasilkan kecil dan dalam waktu yang sangat singkat api akan padam. Pada gorengan yang mengandung bahan plastik maka api yang akan dihasilkan semakin lama semakin besar. Hal ini disebabkan karena pada gorengan mengandung karbohidrat yang dapat dibakar sehingga menimbulkan api. Namun, pada gorengan yang mengandung plastik nyala api yang dihasilkan lebih besar karena bahan bakar pada gorengan bertambah yaitu bukan hanya karbohidrat melainkan plastik.

Berikut adalah karakteristik dari uji pembakaran material plastik yang tidak tahan panas:

Tabel 1 Karakteristik plastik tidak tahan panas dalam uji pembakaran

Material

Tidak ada api Terbakar jika terus dikasih api Terus terbakar walau sumber pi dihilangkan Tanda akhir
Aroma Aroma Warna api Tetesan Aroma Warna api Tetesan Kecepatan pembakaran
ABS Acrid Kuning, ujung biru Tidak Acrid Kuning, ujung biru Ada Lambat Asap hitam
Acetal Formaldehid Biru Ada
Acrylic Buah Biru, tip kuning Tidak (cast), ada (molded)
Cellulosic acetate Cuka/asetat Kuning Tidak Cuka/ asetat Kuning Ada Ada sedikit nyala api
Cellulosic acetate butyrate Seperti butter Biru, tip kuning Ada Ada sedikit nyala api
Ethyl cellulose Gula terbakar Kuning, ujung biru Ada Cepat
Ethyl cellulose nitrate Camphor Putih Tidak Cepat
Ethyl cellulose propionate Gula terbakar Biru, tip kuning Ada Cepat
Chlorinated polyether Hijau, tip kuning Tidak Asap hitam
Fluorocarbon FEP Seperti rambut terbakar Perubahan bentuk
Fluorocarbon PTFE Seperti rambut terbakar Perubahan bentuk
Fluorocarbon CTFE Seperti asam asetat Perubahan bentuk
Fluorocarbon PVDF Asam Perubahan bentuk
Nylon type 6 Wool terbakar Biru, tip kuning Ada Lambat
Nylon type 6/6 Wool/ rambut terbakar Biru, tip kuning Ada Lambat Lebih kaku dari pada nylone tipe 6
Polycarbonate Aroma manis, ester Jingga Ada Asap hitam
Polyethylene (PE) Parafin Biru, tip kuning Ada Lambat Mengapung di air
Polyphenyle oxides (PPO) Fenol Kuning, jingga Tidak
Polymides Material menjadi sangat keras dan kaku
Polyproylene Acrid Kuning Ada Aroma manis Biru, tip kuning Ada Lambat Mengapung diair dan sulit dibentuk
Polytyrene Illuminating gas Kuning Ada Cepat Asap hitam
Polysulfone Jingga Ada Asap hitam
Polyurethane Kuning Tidak Lambat Asap hitam
Vinyl flexible Asam hidroklorat Kuning kehijauan Tidak Meleleh
Vinyl rigid Asam hidroklorat Kuning kehijauan Tidak

Meleleh

Sumber: (Boedeker, n.d.).

Berdasarkan percobaan, hasil yang diperoleh sedikit berbeda dengan hasil Tabel 1 (bagian polyethylene) yaitu pada warna api yang dihasilkan. Hal ini dapat disebabkan oleh hasil dari Tabel 1 murni plastiknya yang dilakukan uji pembakaran sedangkan hasil percobaan tidak murni komponen plastik melainkan adanya komponen-komponen lain (seperti karbohidrat, lemak, dan sebagainya).

Kelebihan dari uji pembakaran dalam penentuan kandungan plastik pada gorengan adalah mudah, murah, dan cepat. Namun, uji pembakaran untuk menentukan kandungan plastik pada gorengan memiliki kekurangan yaitu tidak bersifat kuantitatif dan hanya tergolong identifikasi tentatif[1] saja (Boedeker, n.d.). Oleh sebab itu, jika ingin mengetahui komponen plastik yang terdapat pada gorengan yang digoreng dengan minyak yang mengandung plastik maka diperlukan uji lainnya seperti uji kromatografi gas-spektometri massa (GC-MS).

Referensi

Batra, K. (2014). Role of Additives in Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) Films. Kharagpur.

Boedeker. (n.d.). How to Identify Plastic Materials Using The Burn Test. Diambil 23 Juni 2016, dari http://www.boedeker.com/burntest.htm

Firesure. (2011). Theory of Fire: The Fire Tetrahedron. Diambil 23 Juni 2016, dari http://www.firesure.ie/fire_safety_guidance/theory_of_fire.html

Rompetrol. (2007). LDPE- Material Safety Data Sheet. Constanta, Romania. Diambil dari http://petrochemicals.rompetrol.com

[1] Identifikasi tentatif merupakan identifikasi yang belum pasti dan masih dapat berubah hasilnya (hasilnya bersifat sementara).

Leave a comment